Fur Elise Gelato!

Hello Guys, episode kali ini sebenernya adalah sambungan dari postingan sebelumnya, karena trip di hari yang sama dan ga jauh jauh amat dari tempat sebelumnya, dan yang paling penting masih dalam suasana gajian hehe..

Yup kali ini gw sama Imoo menjajal salah satu unique cafe dengan Ice Cream sebagai signature dish mereka, walaupun mereka juga menyediakan dish lain dalam menunya. Tapi ga mungkin dong kita ga menjajal icon dari mereka sendiri.. Yup, Gelato! Ice Cream shop ini sendiri bernama "Fur Elise", pasti beberapa dari kita asing dengan namanya, sekilas gw ngebayangin instrumen piano dari Beethoven setelah baca itu nama. Entah ada hubungannya atau tidak tapi sepertinya Ice Cream dan Piano adalah jalur yang berbeda. Hmmm unique but iconic ? Are you agree with me ? Ok Stop jawab nanti saja. Mari kita lihat lebih jauh Ice Cream Shop ini.




Tapi.. tunggu dulu, sebenernya Gelato dan Ice Cream adalah 2 hal yang berbeda loh guys, walaupun Gelato dalam Bahasa Italy juga berarti ice cream.. tapi yang membedakan keduanya adalah campuran dan kandungannya.Ice Cream sesuai namanya memiliki rasa krim yang kuat. Bahan dasarnya, selain krim ialah kepala susu (bukan susu), dan kuning telur. Ini membuat banyak gelembung udara masuk ke bahan yang sedang diaduk.

Seporsi es krim dalam proses pengadukannya bisa mengembang 25 hingga 90 persen. Sederhananya semakin padat sebuah es krim semakin bagus kualitasnya. Es krim kualitas premium bisa hanya mengembang sekitar 25 persen. Es krim didinginkan dengan suhu minus 20 hingga minus 12 derajat celcius. Ini yang menyebabkan es krim terasa tajam di lidah.

Namun ini juga yang membuat es krim lebih tahan lama. Secara rasa, es krim lebih kuat rasa krimnya. Teksturnya juga lebih lembut dan mudah hancur karena tinggi kandungan gelembung udara. Sementara, kandungan lemak es krim berkisar antara 12-14 persen.

Berbeda dengan gelato, Gelato dibuat dari susu, gula, kuning telur, dan air. Karena bersifat 'home made', dalam hal bahan baku gelato lebih dinamis.

Gelato diaduk dengan kecepatan pelan. Ini membuat teksturnya lebih padat. Kemudian dibekukan pada suhu yang lebih panas, sekitar minus 10 derajat celcius. Dengan suhu ini, gelato tak tahan lama dan mudah cair.

Untuk rasa gelato tak tajam di lidah. Teksturnya juga padat. Rasa susunya lebih terasa. Kandungan lemak pada gelato sangat rendah. Menurut Guido, hingga saat ini belum ada standar baku berapa kisaran lemak yang tepat agar sebuah olahan bisa disebut gelato. Tapi, sejauh ini rata-rata kisaran lemak gelato di bawah 10 persen. Gelato berkualitas tinggi bahkan hanya mengandung 1-3 persen lemak.Well sedikit pemahaman untuk kita.

Kembali ke Fur Elise..


Saat order es krim kita bisa langsung memilih varian es krim mana yang akan kita order. Banyak Flavor Ice Cream yang bisa kita pilih, karena kami bingung memilih yang mana.. Akhinya mereka menyarankan kami untuk mencoba Greentea dan Black Sesame.Owh ya di Fur Elise menyediakan 2 Porsi untuk ice cream atau gelato mereka. Medium size dan Small (single) size. Untuk Medium size bisa di Mix 2 varian.

Dan akhirnya kami memesan 2 porsi medium size. Greentea di Mix dengan Black Sesame dan Mint Chococips di mix dengan Cookies&Cream. dan Tarrraaa...


Untuk harga, ukuran Small portion (single flavor) seharga Rp. 28.000,-
Untuk ukuran Medium (mixed flavor) seharga Rp. 55.000,-

Ditunjang dengan kenyamanan suasana cafe yang membuat kami betah berlama lama disana, sekaligus bercekrek ria..




Oke guys, tempat ini recommended banget apalagi untuk kalian yang suka makan makanan manis. terlebih Ice Cream! yeah

And they had a quotes :


Cek alamatnya :

Comments

Popular Posts